Jumat, 25 Juni 2010

Pemuda yang berperan dalam segi Religi

Membina Remaja

Masalah remaja adalh suatu masalah yg sebenarnya sngat menarik untuk dibicarakan, dimana akhir akhir ini timbul negatif para remaja yg mencemaskan kehancuran Bangsa Indonesia khususnya Islam. Keadaan sekarang yg semakin hari semakin hilang kekaidahan mereka tentang islam, dimana mereka selalu mengutamakan dunia dibandingkan akhirat yg begitu kekal.
Dari segi pandang masyarakat akan terlihat bahwa semakin maju masyarakat, semakin panjang masa remaja itu, karena untuk diterima dimasyarakat diperlukan kepandaian , tanggung jawab dan kematangan sosialyg meyakinkan. Sebenarnya yg terjadi pada para remaja ialah kegoncangan emosi. Pada masa pertama ia tidak mampu menyesuaikan diri dan tidak mengerti akan perubahan yg cepat ia lalui. Dan pertumbuhan mental yg akan ia lalui dimana ia harus menyelesaikan suatu masalah. Dan juga pertumbuhan pribadi dan sosial yg menjadi paling akhir, akan tetapi kepercayaan dan penghargaan yg di berikan masyarakat belum cukup dan sempurna bagi remaja, karena masa remaja dibilang masa paling menentukan dimasa depan nanti.
Agama dan Remaja
Sudah menjadi dasar hubungan remaja dan agama dimana ia membutuhkan pegangan dimasa depan dan sekarang untuk mengtasi dorongan negatif dan keinginan yg belum mereka megerti. Bagi remaja yg waktu kecilnya tidak dibina dengan agama adalah remaja yg paling rugi, justru dengan agama ia berada dijalur yg benar. Perkembangan remaja yg didasri oleh agama dan pengembangan pemikiran mereka kearah yg paling sempurna, ketika mereka sudah mengenal pemimpin mereka Nabi Muhammad saw. Masih ingat ketika rosul remaja yg tidak punya ayah dan ibu, tapi ia didasari agama yg sudah melekat pada dirinya. Rosul hanya seorang pengembala kambing dan seorang pedagang. Tapi keinginan dirinya yg tinggi dan atas kehendak allah ia telah berhasil menyebarkan agama islam yg diperintahkan allah. Meskipun halangan menimpa dan menghampiri ia tapi ia tidak takut dan selau istiqamah. Coba bayangkan oleh anda masa remaja rosul yg begitu menyedihkan tidak seperti kita yg serba mewah dan memilik orang tua, seharuskan kita bisa seperti rosul. Hanya bekerja sebagai pengembala dan pedagang yg kita bayangkan berapa sih penghasilannya, tapi dengan keinginan tinggi dan dilandasi dengan agama ia telah mengasai timur tengah dengan kepemimpinannya yg sangat dikagumi seluruh umat islam dan seluruh umat manusia. Campakan dalam hati dan pemikiran anda bahwa masyarakat yg dibangun oleh nabi muhammad adalah masyarakat madani. Masyarakat madani adlah masyarakat yg levelnya paling tinggi dan pada saat ini tidak ada masyarakat yg menyentuh level itu.
Ciri masyarakat madani :
1. kemandirian
2. kesukarelaan dan
3. religius
Bentuk masyarakat madani di Indonesia ialah dengan adanya ogranisasi (ORMAS)
Yg muncul seperti organisai pelajar, mahasiswa, pemuda dan organisasi profesi merupakan bentuk nyata bahwa masyakat indonesia mempunyai keinginan untuk menjadi masyarakat madani. Masyarakat madani, yang merupakan kata lain dari masyarakat sipil (civil society), kata ini sangat sering disebut sejak kekuatan otoriter orde baru tumbang selang satu tahun ini. Malah cenderung terjadi sakralisasi pada kata itu seolah implementasinya mampu memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa kita. Kecenderungan sakralisasi berpotensi untuk menambah derajat kefrustasian yang lebih mendalam dalam masyarakat bila terjadi kesenjangan antara realisasi dengan harapan. Padahal kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara lain, kesalahan mengkonsepsi dan juga pada saat manarik parameter-parameter ketercapaian . Saat ini gejala itu sudah ada, sehingga kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka menjadi sangat penting dalam kerangka pendidikan politik bagi masyarakat luas khususnya remaja . Namun hal itu selalu menghambati masalah yg selalu menghantui Indonesia mulai dari memerdekan Indonesia, Masa otoriter Suharto, dan Krisis Moneter dan lain lain yg seakan tidak pernah habis. Kebutuhan untuk keluar dari rasa takut akibat distorsi peran militer selama masa orde baru menyebabkan terjadinya proses kristalisasi konsep masyarakat madani yang berbeda dengan konsep bakunya. Dengan kata lain telah terjadi gejala “contradictio internemis” pada wacana masyarakat madani dalam masyarakat kita dewasa ini. Ini merupakan konflik sosial selalu dapat terjadi karena adanya jurang pemisah antara struktur sosial dengan struktur sosial lainnya. secara sosiologi konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang / lebih (bisa juga kelomok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan / membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri2 yang dibawa dalam suatu interaksi. perbedaan tersebut diantaranya perbedaan fisik, pengetahuan, adat istiadat, kekuasaan, dan keyakinan. apa kita bisa lihat didunia ini tidak ada konfik? jawabanya tentu tidak. mengapa allah menciptakan yg jahat dan yg baik seolah hidup dunia ini penuh konflik. apa yg harus kita lakukan apa kita harus membunuh mereka? tidak perlu , semua jawaban itu tersimpan dalam hati kita semua. ingat sifat setan yg akan terus menggoda kita kejalannya sampai akhir jaman, hal yg kita harus lakukan adlah berpegang teguh terhadap quran dan hadis. Dan kita harus memperjuangkan negara ini mulai dari diri sendiri, dan yg harus kita lakukan adalh melatih, mendidik dan menjadikan remaja remaja sebagai kader umat islam untuk bangkit memerdekakan negeri ini dan islam untuk berjaya dari ideologi ideologi yg selalu menghantui negeri ini dan umat islam. Konflik sosial selalu dapat terjadi karena adanya jurang pemisah antara struktur sosial dengan struktur sosial lainnya. secara sosiologi konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang / lebih (bisa juga kelomok) dimana salah satu pihak berusaha meningkirkan pihak lain dengan menghancurkan / membuatnya tidak berdaya. Lebih dari 14 abad yang la l u, Islam muncul dan mulai berkembang membawa visi profetis Nabi sebagai gerakan pembebasan kebodohan dan keterbelakangan yang terinspirasi oleh kitab suci Al-Qur ` an. Ide revolusi yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw merupakan badai tsunami yang merambah seluruh lapisan khususnya masyarakat Arab dan dunia pada umumnya. Selain gagasan tersebut, yang terutama adalah tentang visi pendidikan yang luar biasa. Semangat Islam yang terinspirasi oleh ayat yang pertama turun "Iqra" (perintah membaca) dan Al-Muddatsir (perintah untuk bangkit dan menyampaikan). Sehingga pada awalnya Islam mulai menyebar dengan sistem pemberantasan buta huruf secara besar-besaran. Karena memang bahwa Islam tidak akan mampu berkembang dan meningkat manakala di pegang oleh orang-orang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Dan memang sudah menjadi hak manusia untuk pintar dan memperoleh pendidikan. Itulah yg harus menjadikan kita semagat untuk bangkit membina para remaja. Maka dengan adanya organisasi organisasi Kita harus berusaha membina para remaja untuk menjadi para kader kader yg bermanfaat. Agama islam sangat memperhatikan ilmu pengetahuan, sebab ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya, berprestasi dan jugaberibadah secara sempurna. Nabi memerintahkan agar kita mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu, karena menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Kemanapun ilmu itu berada harus kita cari.
S etelah selama 7 abad lamanya Islam memimpin dunia, awal abad 15 M, Islam mulai terpuruk, pusat pendidik an , pengembangan dan penelitian ilmu waktu itu di Baghdad hancur berantakan setelah ada penyerangan dari bangsa Mongol yang di pimpin oleh Hulaghu Khan (putra dari Jengis Khan). Kehancuran kota Baghdad yang ditandai dengan pembakaran jutaan buku di berbagai perpustakaan dan pembuangan buku ke sungai Eufrat dan Tigris. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa bukan atas kesadaran bangsa Mongol mengambil, membakar dan membuang buku, tapi itu atas perintah para jenderal Persia yang melarikan diri dan bergabung dengan tentara Mongol setelah Persia berhasil ditaklukkan oleh tentara Islam pada masa khalifah Umar. Bangsa Mongol yang terkenal dengan kebiasaan yang barbarian tidak memiliki pengetahuan dan keinginan sampai menghilangkan jutaan buku.
H al-hal tersebut berdampak sangat fatal, khususnya pada dunia pendidikan saat ini. Dampak globalisasi ekonomi politik meniscayakan adanya modernisasi dan di maknai sebagai alat untuk melegitimasi para pelaku pendidikan menerapkan logika bisnis dalam dunia pendidikan. Biaya pendidikan pun melambung tinggi akibat swastanisasi sekolah dan kompetisi pasar pendidikan yang tidak sehat.
S tandarisasi materi yang menjadi landasan pelaku pendidikan saat ini menyebabkan nilai-nilai afeksi terabaikan sama sekali. Hal tersebut menyebabkan pendidikan tidak terjangkau lagi untuk masyarakat bawah. Hal tersebut di perparah oleh mutu pendidikan yang masih rendah. Dalam hal itu kita bisa bayangkan model pendidikan jaman sekarang, yang semua tergantung pada uang. Maka dalam mengatasi hal itu, harus dari diri kita sendiri, dimana elemen itu selalu berhubungan.

Masalah remaja dan solusinya.
Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTP/ SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa remaja mereka dulu.

Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
1. Perilaku Bermasalah . Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang . Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami prilaku menyimpang . Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab prilaku menyimpang lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah . Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah . Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari ini adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder , yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Pertama , lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.

Kedua , bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran, sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.

Ketiga , bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak.
Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka meremehkan orang lain.

Keempat , bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak.
Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.

Kelima , bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan.
Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.
S etiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan kreatif. Tujuan hidup yang tidak bercanggah dengan kehendak Islam hendaklah disemai ke dalam diri seorang remaja jika mereka mahu berjaya dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diberkati.
P engendalian D iri
R emaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fizikal dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fizikal dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.
D ari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah. Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat, sehingga orang ramai menilai bahawa remaja hanya menimbulkan masalah. Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya.Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri dan menutup diri.
R emaja yang merasakan bahawa fizikalnya sudah seperti orang dewasa sehingga ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan dirinya yang sebenar harus memahami bahawa anggapannya itu hanya sekadar imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini. Hindarilah dari hanya mengikut kehendak hati, tapi gunakanlah fikiran agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu bapa, masyarakat dan agama.
R asa K ebebasan R emaja
P ada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan material. Kematangan dalam bidang fizikal atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan melawan kepada kedua ibu bapa.
R emaja yang beriman akan mengerti bahawa rasa kebebasan yang timbul dari dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi tunjuk ajar kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia orang tua terhadap diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.
R asa K ekeluargaan R emaja
S ebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman, kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu. Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan berhati-hati dalam mengmbil sebarang tindakan, sehingga ia akan menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.
R asa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman seperjuangan, organisasi, sukan dan lain-lain. Jika perasaan ini disemai dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.
K ehidupan S osial R emaja
R emaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahawa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi kehidupannya.
P enerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahawa tidak semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kesilapan yang dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari, kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.
P enyesuaian D iri R emaja
P enyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya, maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan latihan-latihan.
R emaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam menghadapi kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa akan datang.

K eyakinan A gama dan N ilai M urni R emaja
K einginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian yang tidak senonoh, menonton video lucah dan berperangai tidak manis di pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang tercela dari kehidupannya.
P ertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia serta mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.
D emikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjana para remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan godaan ini.

Comments :

0 komentar to “Pemuda yang berperan dalam segi Religi”